WowKerenViral ~ Karakter Joker dalam Film Joker memang membuat kita penasaran, gangguan kesehatan yang sering membuatnya tertawa walau dalam keadaan sedih sekalipun membuat kita bertanya-tanya menderita apa sang Joker.
Penasarankan kenapa Joker tetap bisa tertawa walau hatinya sedih dan mengalami penderitaan. Nah, informasi dari Alodokter orang yang sering tertawa seperti yang dialami Joker menderita pseudobulbar affect. Apa pseudobulbar affect itu ?, pseudobulbar affect adalah gangguan sistem saraf yang membuat seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis tanpa sebab apapun.
Gejala Penderita PBA
Gejala penyakit ini seperti tiba-tiba menangis, tertawa keras saat merasa sedih atau tertekan, namun menangis saat merasa gembira. Ekspresi wajah yang tak sesuai dengan emosinya, tiba-tiba marah, frustasi dan bahkan tertawa dan menangis lebih lama dari orang nomal.
Hingga kini penyebab PBA belum diketahui secara pasti. Dan sering sekali disalah artikan gangguan mental seperti depresi dan bipolar. Para ahli yakin bahwa PBA diakibatkan kerusakan pada korteks prefrontal, yaitu area otak yang mengendalikan emosi.
Tidak hanya itu gangguan pada otak dan sistem saraf juga bisa jadi pemicu PBA seperti Alzheimer, Parkinson, Wilson, Multiple sclerosis, Amytrophic lateral sclerosis (ALS), Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), Epilepsi, Demensia, Tumor, otak, Stroke, dan Cedera otak.
Pengobatan Penderita PBA
Sampai saat ini belum ada obat khusus bagi penderita PBA ini. Namun obat antidepresan dan obat quinidine sulfate, seperti dextromethorphan, mampu mengendalikan ledakan emosi penderita PBA.
Penasarankan kenapa Joker tetap bisa tertawa walau hatinya sedih dan mengalami penderitaan. Nah, informasi dari Alodokter orang yang sering tertawa seperti yang dialami Joker menderita pseudobulbar affect. Apa pseudobulbar affect itu ?, pseudobulbar affect adalah gangguan sistem saraf yang membuat seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis tanpa sebab apapun.
Gejala Penderita PBA
Gejala penyakit ini seperti tiba-tiba menangis, tertawa keras saat merasa sedih atau tertekan, namun menangis saat merasa gembira. Ekspresi wajah yang tak sesuai dengan emosinya, tiba-tiba marah, frustasi dan bahkan tertawa dan menangis lebih lama dari orang nomal.
Hingga kini penyebab PBA belum diketahui secara pasti. Dan sering sekali disalah artikan gangguan mental seperti depresi dan bipolar. Para ahli yakin bahwa PBA diakibatkan kerusakan pada korteks prefrontal, yaitu area otak yang mengendalikan emosi.
Tidak hanya itu gangguan pada otak dan sistem saraf juga bisa jadi pemicu PBA seperti Alzheimer, Parkinson, Wilson, Multiple sclerosis, Amytrophic lateral sclerosis (ALS), Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), Epilepsi, Demensia, Tumor, otak, Stroke, dan Cedera otak.
Pengobatan Penderita PBA
Sampai saat ini belum ada obat khusus bagi penderita PBA ini. Namun obat antidepresan dan obat quinidine sulfate, seperti dextromethorphan, mampu mengendalikan ledakan emosi penderita PBA.
